Monday, February 23, 2009

KEINTIMAN BERSAMA ALLAH


TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? Mazmur 15:1

Matius 17:1-9 adalah contoh dramatis mengenai bagaimana Allah menyatakan diri-Nya kepada kita. Tuhan telah bersama-sama dengan murid-muridnya selama lebih dari dua tahun, dan sudah tiba saatnya bagi ketiga murid itu untuk naik ke tingakatan spiritual yang lebih tinggi.

Petrus tidak dapat memahami mengapa Anak Allah mau tunduk kepada orang-orang jahat dan menderita dengan rela. Peristiwa di gunung saat Yesus berubah rupa adalah cara Allah untuk mengajar Petrus bahwa Yesus dimuliakan saat kita menyangkal diri kita, memikul salib, dan mengikut Dia.

Filosofi dunia adalah "Selamatkan dirimu" namun filosofi Kristiani adalah "serahkan dirimu kepada Allah!" Ketika Ia berdiri di sana dalam kemuliaan, Yesus membuktikan kepada ketiga murid itu bahwa penyerahan diri selalu membawa kemuliaan. Pertama penderitaan, lalu kemudian salib, lalu mahkota.

Ketiga murid itu memerlukan kebenaran penting ini. Yakobus adalah murid pertama yang mati (Kisah 12:1-2). Yohanes adalah murid terakhir yang mati, namun ia akan mengalami penganiayaan berat di Pulau Patmos (Wahyu 1:9). Petrus akan mengalami banyak penderitaan dan pada akhirnya, menyerahkan nyawanya bagi Kristus (Yohanes21:15-19)

Keintiman, saat dikembangkan, menghasilkan kekuatan batin yang tidak akan dapat digoyahkan oleh pencobaan atau tragedi. Saat Anda berusaha merasakan Allah, carilah sisi intim-Nya, sebagian dari diri-Nya yang rindu untuk merasakan kedekatan Anda.

Regards

Laut Sinaga

No comments:

Post a Comment