Wednesday, February 4, 2009

NAMUN SEANDAINYAPUN TIDAK....

Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." Daniel 3:17-18

 

Akankah Anda tetap mempercayai Allah...Jika? Jika Anda meminta sesuatu kepada-Nya dan jawaban-Nya adalah tidak? Jika saudara perempuan Anda meninggal karena penyakit yang mematikan? Jika orang tua Anda bercerai? Apakah iman Anda hanya kuat ketika segalanya sesuai dengan kehendak Anda, atau apakah Anda tetap percaya kepada-Nya sekalipun segalanya tampaknya berantakan?

 

Daniel memiliki tiga orang teman bernama Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ketiganya memiliki beberapa kesamaan: Pertama, namanya aneh. Kedua, masing-masing telah membuat komitmen kepada Allah bahwa terlepas dari apapun yagn diperbuat orang lainnya mereka akan tetap setia kepada Allah. Mereka tidak tawar menawar dengan Allah: "Tuhan, jika Engkau membuat kami aman.." atau "Tuhan, jika Engkau membiarkan kami melihat orangtua kami, kami akan mengikuti-Mu". Melainkan, mereka berjanji untuk mentaati Allah terlepas dari ganjaran-ganjarannya.

 

Mereka segera mendapatkan kesempatan untuk membuktikan kesetiaan mereka. Raja mengeluarkan perintah bahwa semua orang dalam bangsa itu harus memuja sebuah berhala yang terbuat dari emas. Intinya, ia meminta mereka untuk meninggalkan Allah dan memuja dewanya! Musisi-musisi sang raja langsung bermain, kerumunan orang banyak itu langsung menjatuhkan dirinya memuja dewa sang raja. Demi menyenangkan Nebukadnezar. Ketiga teman Daniel tetap berdiri. Sang raja menghimbau kepada ketiga pembangkang itu dan memberikan kesempatan terakhir untuk mematuhi perintahnya dengan melupakan iman mereka. Mereka tetap berdiri tegak. Nebukadnezar menjadi sangat marah!

 

Karena pembangkangan mereka, mereka dilemparkan ke dalam dapur raksasa. Sementara budak sang raja menaikkan temperatur tujuh kali lipat dari biasanya, sang raja menyuruh para pembangkang itu diikat. Ia bertekad untuk melenyapkan ketiga orang asing yang keras kepala ini. Lalu muncullah pernyataan iman yang mungkin paling besar dalam Alkitab: "Kami tau bahwa Allah mampu menyelamatkan kami jika Ia menghendaki-Nya. Namun entah Ia menyelamatkan kami atau tidak, kami akan tetap percaya kepada-Nya!" Itulah iman sejati. Iman bukanlah didasarkan pada mendapatkan apa yang Anda inginkan melainkan pada mengenal siapa Allah itu dan mempercayai kasih-Nya terlepas dari apa yang terjadi kepada Anda.

 

Regards

 

Laut Sinaga

 

No comments:

Post a Comment